Seven Sense LSC membantu mengenali potensi individu yang dimiliki secara lebih akurat.
 

Our Blog

Menulis merupakan proses yang kompleks bagi anak-anak. Dalam kegiatan yang terlihat sederhana bagi orang dewasa ini, anak setidaknya harus memiliki kemampuan dasar menulis yakni motorik halus, memahami bahwa huruf bisa dirangkai serta dapat membentuk makna, keterampilan mengorganisasi huruf, mengenali kosa kata dan lafalnya, serta mengingat hal hal yang sudah dipelajari sebelumnya.

Karena kerumitan tersebut, beberapa pakar mengatakan, usia ideal anak belajar menulis adalah 6 tahun. Pada saat ini, kemampuan motorik halus anak, seperti memegang pensil atau pena sudah lebih baik, sehingga tulisannya pun sudah lebih teratur dan bisa  dibaca. Meskipun demikian, keterampilan dasar menulis sudah dapat diajarkan lebih awal apabila ia menunjukkan ketertarikannya.

 

Sebenarnya, keterampilan motorik halus pada anak sudah mulai berkembang saat anak berusia 3 tahun. Di usia ini, anak memiliki kemampuan memegang alat tulis dengan nyaman. Sebagai orangtua, kita harus mulai mengajari mereka cara dan menulis untuk menjaga agar keterampilan motorik halus mereka tetap terstimulasi, tentu saja bukan dengan cara yang formal. Tetapi hanya memperkenalkan bentuk, huruf, dan angka dengan cara yang menyenangkan dan sesuai usia. 

 

Seorang anak biasanya akan mulai mengasah keterampilan motorik halusnya pada usia 3-4 tahun. Motorik halus ini nantinya yang akan berguna saat ia belajar menulis (keterampilan pra-menulis). Belajar menggambar garis, lingkaran, dan titik penghubung adalah semua keterampilan yang bisa kita mulai asah. Untuk mengasah kemampuan motorik halus salah satunya bisa dilakukan dengan kegiatan mewarnai.

 

Untuk memudahkan anak dalam kegiatan mewarnai, pilihlah alat tulis yang memiliki pegangan besar. Untuk meningkatkan keterampilan menulis anak, ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuknya. Misalnya, bisa dilakukan dengan santai dan menyenangkan. Kembangkan kebiasaan mengajari anak cara belajar dengan cara yang menyenangkan dan menarik.

 

Nah, untuk mengajari si Kecil menulis, berikut beberapa hal yang bisa Parents lakukan:

Menebalkan bentuk

Di sini, Parents dapat menyediakan kertas yang sudah tergambar hewan kesukaan anak kita, dengan tinta tipis. Kemudian, ajaklah ia untuk menggoreskan alat tulisnya, mengikuti bentuk gambar tersebut. Untuk variasi bentuk lain, yang tak terlalu sulit, Parents bisa memilih buku yang tergambar huruf atau angka. Oya, Bunda jangan lupa menyebutkan benda, hewan, huruf, atau angka yang tengah dibuat anak, ya. Sehingga ia mengerti apa yang tengah dibuatnya.

 

Mengikuti garis putus-putus

Tahapan yang satu ini mirip dengan menebalkan bentuk. Namun tingkat kesulitannya lebih tinggi. Sebab anak tidak hanya mengikuti garis yang sudah ada, tapi juga belajar membuat goresan yang menghubungkan antar garis.

 

Menggambar dengan kapur 

Agar aktivitas menulis lebih menyenangkan, Parents bisa mengajak anak bereksplorasi dengan kapur tulis. Seperti membuat gambar di lantai halaman rumah atau pada tembok yang sudah dicat warna hitam. Sehingga anak memiliki media gambar yang luas.

Beberapa Parents mungkin khawatir mengenalkan kapur tulis kepada anak. Alasannya, serbuk kapur tidak baik untuk kesehatan anak. Sesungguhnya Parents tidak perlu khawatir. Asalkan kita selalu mengingatkan anak untuk mencuci tangan usai menggambar dengan kapur. 

 

Bentuk tulisan dengan bahan masakan

Ketika memasak kue, Parents bisa pula mengajari anak menuliskan huruf-huruf. Caranya mudah, pakai saja tepung terigu yang dituang di atas wadah. Lalu, ajak ia menuliskan huruf atau angka dengan jari-jari mungilnya di tepung itu. Bisa pula Bunda memberikan anak secuil adonan kue, dan ajarkan cara membentuk huruf dengan adonan itu.

 

Bentuk kata dengan magnet

Untuk belajar menyusun kata, anak tidak harus selalu menggunakan alat tulis. Ia juga bisa bereksplorasi dengan huruf-huruf yang bermagnet. Misalnya mengajak anak menyusun dan mencocokkan magnet abjad di atas whiteboard yang sudah Parents tuliskan namanya atau nama benda-benda kesayangannya.

 

Belanja bulanan

Ketika tengah berencana berbelanja bulanan, Parents bisa pula mengajak anak belajar menulis. Misalnya dengan melibatkannya dalam daftar belanjaan. Parents sediakan kertas dan alat tulis anak, lalu minta ia untuk menuliskan benda yang ingin dibelinya.

 

Belajar sambil tamasya

Ketika bertamasya, Parents bisa pula mengajarkan anak menulis. Seperti meminta ia menuliskan hewan apa saja yang dilihatnya di kebun binatang. Atau mengajaknya membuat beragam bentuk, seperti lingkaran, persegi, dan segitiga, maupun menuliskan namanya sendiri, di atas pasir pantai.

 

Apapun aktivitas belajar menulis yang Parents berikan, pastikan ia menikmatinya. Jika anak tidak tertarik atau bermalas-malasan, gantilah dengan aktivitas lain, sehingga semangat untuk belajar. Hal penting yang juga harus diingat adalah tidak memaksa ia untuk belajar menulis karena akan membuatnya trauma dan justru tak mau melakukannya. Ciptakan suasana menyenangkan, maka dengan sendirinya akan membuat anak melakukannya dengan gembira. (AR)